Senin, 19 November 2012

Peran wanita dalam dunia IT

 
Banyak wanita yang berpendapat bahwa belajar komputer tidak ada gunanya jika dia tidak bekerja. Demikian utamanya adalah pemikiran sebagian besar perempuan yang menjadi ibu rumah tangga. Padahal sebenarnya mengenal dan memahami teknologi saat ini tidak harus bermasalah dengan status dan gender. Termasuk para ibu dan wanita biasa. Nurlina Purbo, salah satu penggagas ICT Women yang dikutip dari DetikiNet mengatakan bahwa selama ini banyak anggapan yang salah karena merasa belum ada kebutuhan. Padahal saat ini kebutuhannya sudah sangat jelas, yakni mendampingi anak-anak. Masih menurut wanita yang dipanggil akrab Lina bahwa anak-anak saat ini sudah biasa dikenalkan dengan komputer pada saat masih sekolah dasar. Pada saat pulang ke rumah, seorang anak biasa membawa PR dan menanyakan kepada ibunya. Dari sinilah ibu yang tidak mengerti tentu saja akan kesulitan mendampingi anaknya.

Yang terjadi seorang ibu pasti mengatakan kepada anaknya untuk menunggu bapaknya pulang. Namun tentu saja tidak bisa terus menerus seperti itu. Maka ibu-ibu harus didorong untuk bisa melakukan pendampingan terhadap putra putri mereka dalam bidang IT. Masih menurut Lina, pengalaman dirinya saat pertama kali bertemu sekelompok ibu-ibu, justru mereka sendiri yang meminta untuk diajarkan supaya bisa membantuk anak-anak mereka. Setidaknya, jika seorang ibu tidak bisa, namun setidaknya bisa membantu memberikan pendampingan anak ketika berinternet. Seorang ibu yang paham bisa melihat apa yang dilihat anaknya dan memberikan arahan dan cegahan jika mereka melihat sesuatu yang belum waktunya. Dengan terbiasa mendampingi anak-anak, seorang ibu akan terbiasa dan tahu seperti apa komputer dan internet itu dan semakin termotivasi untuk belajar.
Di sisi lain, stigma bahwa perempuan gagap teknologi dan IT hanya milik pria memang sedikit menghambat wanita dalam dunia IT. Namun sebenarnya hanyalah sedikit sekali yang menghambat kesetaraan gender dalam bidang IT. Menurut Nurlina Purbo, penggiat ICT Women dan juga istri dari pakar IT Onno W. Purbo, seringkali wanita dianggap tidak mengerti IT. Padahal ada banyak keuntungan bagi wanita jika mengenal IT. Diskriminasi ini tidak hanya dari lingkungan saja, namun seringkali yang lebih besar justru datang dari diri kaum wanita sendiri yang beranggapan bahwa IT adalah dunia lelaki dan mereka enggan bersentuhan dengan itu. Menurut Lina, jika ada seminar IT, jarang ada wanita yang datang, hanya yang sangat berminat saja. Ditambah lagi, kebanyakan pekerja IT harus standby 24 jam, itu tentu bertentangan dengan adat dan budaya dimana perempuan akan terganjal jam kerja, apalagi jika sudah berkeluarga.
Padahal sebenarnya banyak sekali perempuan yang bekerja di bidang IT. Seperti misalnya terjadi di salah satu penerbit game Nusantara Online yang ada peran wanita dibalik code-code programnya. Potensi wanita sebenarnya besar, tak kalah besar seperti pria. Wanita bisa saja bermain di bidang software yang mana lebih ringan dalam hal fisik dibandingkan hardware. Jika bisa bersinergi, tidak mustahil akan tercipta suatu harmoni yang luar biasa dalam bidang IT di Indonesia. Ngomong-ngomong, bos besar Yahoo! saat ini perempuan, dan dulunya adalah direktur eksekutif Google, lho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar